Hiii Heaven Lovers!
Kali ini saya akan membahas Matematika.
Mata pelajaran yang satu ini bikin membuat kita stress, nyerah dan berasa kita enggak bisa ngapa-ngapain guys. Yups! Matematika bisa membuat seseorang benar-benar merasakan sakit secara fisik dalam kondisi tertentu. Inilah yang terungkap dalam riset baru yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE.
Tim Peneliti yang dipimpin oleh Ian Lyons, psikolog dari Universitas Chichago, melakukan observasi terhadap 14 orang yang mengalami kecemasan tinggi terhadap Matematika (High Math Anxiety/ HMA) dan 14 orang dengan tingkat kecemasan pada matematika yang rendah (Low Math Anxiety /LMA)
Tingkat kecemasan diidentifikasi oleh individu itu sendiri. Parameter kecemasan dinilai dari rasa gelisah saat berjalan menuju kelas matematika atau saat mengambil mata pelajaran Matematika untuk lulus dari studi.
Dalam riset, orang yang mengalami HMA dan LMA diberikan satu soal matematika dan soal cerita. Peserta diminta melihat monitor, sementara aktivitas otaknya dilihat dengan layar magnetic resonance imaging (MRI). Di layar, akan tampak lingkaran kuning dan kotak biru sebagai tanda atau jenis soal selanjutnya, apakah matematika atau soal cerita.
Hasil riset menunjukkan, saat sinyal soal matematika keluar, aktivitas bagian otak yang terkait dengan rasa sakit pada orang dengan HMA tiba-tiba meningkat. Semakin cemas, maka semakin tinggi pula aktivitas bagian hal itu. Hal yang sama tak dijumpai pada orang dengan LMA.
"Riset tersebut menunjukan bahwa kondisi tertentu, matematika benar-benar bisa memicu rasa sakit. Namun, peneliti mengingatkan, bukan berarti matematika itu sendiri yang memicu rasa sakit, tetapi antisipasi pada matematika itu yang menyakitkan, " papar Lyons dalam publikasinya pada majalah Live Science.
Sebelumnya, peneliti lain juga telah menemukan bahwa rasa sakit fisik bisa disebabkan oleh pengalaman sehari-hari. Sebagai contoh, putus cinta atau penolakan sosial terbukti mengakibatkan sakit secara fisik.
Nah, dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa kita kalau bekerja jangan pernah menyerah dari awalnya dan juga tidak banyak mengeluh, karena yang membuat kita sakit,capek,dll itu bukan karena sesuatu yang kita kerjakan tetapi karena antisipasi kita sendiri dalam melakukan pekerjaan itu.
Kali ini saya akan membahas Matematika.
Tim Peneliti yang dipimpin oleh Ian Lyons, psikolog dari Universitas Chichago, melakukan observasi terhadap 14 orang yang mengalami kecemasan tinggi terhadap Matematika (High Math Anxiety/ HMA) dan 14 orang dengan tingkat kecemasan pada matematika yang rendah (Low Math Anxiety /LMA)
Tingkat kecemasan diidentifikasi oleh individu itu sendiri. Parameter kecemasan dinilai dari rasa gelisah saat berjalan menuju kelas matematika atau saat mengambil mata pelajaran Matematika untuk lulus dari studi.
Dalam riset, orang yang mengalami HMA dan LMA diberikan satu soal matematika dan soal cerita. Peserta diminta melihat monitor, sementara aktivitas otaknya dilihat dengan layar magnetic resonance imaging (MRI). Di layar, akan tampak lingkaran kuning dan kotak biru sebagai tanda atau jenis soal selanjutnya, apakah matematika atau soal cerita.
Hasil riset menunjukkan, saat sinyal soal matematika keluar, aktivitas bagian otak yang terkait dengan rasa sakit pada orang dengan HMA tiba-tiba meningkat. Semakin cemas, maka semakin tinggi pula aktivitas bagian hal itu. Hal yang sama tak dijumpai pada orang dengan LMA.
"Riset tersebut menunjukan bahwa kondisi tertentu, matematika benar-benar bisa memicu rasa sakit. Namun, peneliti mengingatkan, bukan berarti matematika itu sendiri yang memicu rasa sakit, tetapi antisipasi pada matematika itu yang menyakitkan, " papar Lyons dalam publikasinya pada majalah Live Science.
Sebelumnya, peneliti lain juga telah menemukan bahwa rasa sakit fisik bisa disebabkan oleh pengalaman sehari-hari. Sebagai contoh, putus cinta atau penolakan sosial terbukti mengakibatkan sakit secara fisik.
Nah, dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa kita kalau bekerja jangan pernah menyerah dari awalnya dan juga tidak banyak mengeluh, karena yang membuat kita sakit,capek,dll itu bukan karena sesuatu yang kita kerjakan tetapi karena antisipasi kita sendiri dalam melakukan pekerjaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar